Berapa biaya kursus di Kampung Inggris Pare?

Berapa biaya kursus di Kampung Inggris Pare?

Berapa Biaya Kursus di Kampung Inggris Pare ?

Apa yang terpeta di benakmu saat mendengar kata Kampung? Well, it should be a place missing tomorrow bin jauh dari peradaban modern. Terkucil dari semua hiruk pikuk dunia. Susah jaringan internet. Ribet pula dalam mengakses informasi dunia. But, gimana kalo kata Kampung itu diimbuhi dengan kata Inggris : Kampung Inggris? Apa yang sekarang ada di benak Anda? Kampung dengan banyak bule? Kampung dengan banyak penduduk yang mahir berbahasa Inggris? Atau apa?

For your information, Kampung Inggris itu bukan tempat berkumpulnya para Bule, apalagi Pakle atau Mbahle. Kampung Inggris juga bukan tempat yang penduduknya jago berbicara bahasa Inggris. Tempat bernama asli Desa Tulung Rejo ini dijuluki Kampung Inggris tak lain karena banyaknya kursusan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris yang didirikan di kampung tersebut.

Jumlah kursusan bahasa asing yang mencapai seratus lebih itu bermula dari sebuah kursusan bahasa Inggris bernama BEC (Basic English Course) yang didirikan sejak 15 Juni 1977. Pendiri BEC adalah Mr Kalend dari Pondok Modern Gontor Ponorogo yang pernah berguru pada legenda bahasa kota PareKyai Haji Ahmad Yazid, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Yazid. Setamat dari BEC, banyak murid pria kelahiran 4 Pebruari 1945 itu yang ikut mendirikan lembaga bahasa Inggris sejak tahun 1990-an di sekitarnya, yang dari alumni lembaga-lembaga itu, terus terlahir lembaga-lembaga kursus bahasa asing lainnya. Hal itu terus berlangsung hingga sekarang.

Memang, ketika mendengarkan kata Kampung, tak sedikit dari kita yang masih berpikir bahwa tempat ini adalah wilayah tertinggal, jauh dari keramaian, dan fasilitasnya serba terbatas. Namun, setibanya kita di sana, fakta yang ditemukan justru sebaliknya. Pare memang memiliki label “Kampung” yang melekat didepan namanya, tapi itu tidak lantas membuatnya menjadi benar-benar “Kampungan”. Kenapa? Kampung Inggris adalah kampung modern dengan berbagai fasilitasnya yang tergolong lengkap untuk kategori sebuah Kampung, memiliki fasilitas-fasilitas yang tidak dimiliki oleh kampung lain pada umumnya:

Pertama, kursusan bahasa asing dan biaya hidup sangat murah. Sengaja penulis tidak memakai kata “terjangkau” karna faktanya kata “terjangkau” itu kadang masih dipertanyakan, “terjangkau untuk siapa dulu ini?”, jadi pilihan kata “ sangat murah” sepertinya lebih relevan agar siapapun yang membaca tulisan ini bisa merasakan langsung perasaan penulis bahwa: kita gak akan susah bayar biaya kursus dan gak akan mati kelaparan kok selama di Pare. Bayangkan, cukup dengan 1 jutaan, kita sudah bisa dapat kursus plus tempat tinggal selama sebulan. Kalau kita hanya butuh makan dan minum untuk hidup, maka 100 ribu sepekan itu sudah sejahtera. Bisa jadi karena biaya hidup murah inilah sehingga banyak pelajar kursusan yang betah berbulan-bulan bahkan sampai tahunan tinggal di Pare. 

        Kedua, objek wisata melimpah. Kampung Inggris memiliki banyak objek wisata yang bisa dikunjungi oleh para pengunjung setiap harinya, seperti  candi, tempat pemancingan Ikan dan taman. Beberapa tempat wisata favorit yang berlokasi dekat dengan kampung Inggris adalah Simpang Lima Gumul. Taman Kili Suci, Gunung Kelud, Gunung Bromo, Kampung Indian dan Kampung Durian! Wow!. Layaknya di Kota, Kampung ini juga memiliki banyak cafe-cafe mulai dari yang kecil hingga yang besar sebagai tempat hang out untuk bersantai.

        Ketiga, fasilitas kesehatan yang memadai. Jika umumnya kampung memiliki fasilitas kesehatan yang masih terbatas, maka sangat berbeda dengan Kampung Inggris. Kampung Inggris memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai yang ditandai dengan banyaknya klinik-klinik kesehatan dan  Rumah Sakit seperti RSUD Pare, RS HVA Tulungrejo, RS Amelia dan Puskesmas Pare. Fasilitas yang cukup lengkap untuk sebuah kampung.

        Keempat, akses Internet yang bagus. Jika rerata kampung memiliki bad connection, maka tentu saja, Kampung Inggris tidak. Koneksi internet sangat bagus jadi tidak perlu khawatir karena kita akan  bisa mengakses internet dengan mudah. Bukan hanya itu, di kampung ini juga terdapat banyak wifi corner untuk bisa mengakses Internet secara gratis pastinya, seperti di salah satu taman yang cukup populer yaitu taman Kili Suci. Selain itu, Wifi juga bisa ditemukan dengan mudah seperti  di cafe-cafe dan kos-kosan.

        Kelima, fasilitas umum yang lengkap. Berada di kampung pada umumnya pasti akan menyulitkan kita untuk menikmati fasilitas umum yang lengkap seperti melakukan transaksi penarikan, pengiriman, penyetoran uang melalui bank atau ATM. Namun, berada di Kampung Inggris tidak. Fasilitas berupa mesin ATM maupun Bank tersedia dengan lengkap disini dan tersebar dibeberapa tempat yang akhirnya memudahkan masyarakatnya. ATM apa yang kamu cari? BNI, BCA, Mandiri, BNI, BRI, Bank Mega, OCBC, CIMB Niaga? Semuanya ada di Kampung Inggris. Benar saja, fasilitas  apa saja yang kita butuhkan ada di Kampung ini. Jasa pengiriman yang beragam seperti POS, JNE, JNT, Wahana, TIKI dan Si Cepat semuanya ada disini. Pun Toko-toko banyak tersebar di Kampung ini mulai dari Toko kecil-kecilan hingga toko-toko yang besar yang menyediakan hampir segala kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari toko yang menjual makanan hingga menjual barang-barang mewah dan elektronik. Jasa transportasi mulai dari angkutan umum biasa, sampai angkutan online semacam Gojek, Grab bahkan Shopee pun tersedia setiap saat.

        Hal-hal di atas hanyalah beberapa contoh. Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal lain yang menjadi bukti bahwa benar Kampung Inggris adalah sebuah Kampung modern yang unik. Unik memang, Kampung dengan cita rasa yang berbeda. Berbeda karena sejuta fasilitas yang tidak dimiliki Kampung lain.  Banyak pelajar yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang memilih belajar bahasa Inggris ke Kampung ini, ramai dengan beragam dialek dari berbagai daerah di Indonesia. Kadang-kadang membuat kita berasa sedang berada di Ibu Kota. Tinggal di kampung Inggris berasa tinggal di Kota. Seperti itulah Kampung Inggris Pare, Kampung Rasa Kota.